Senin, 13 Agustus 2012

KISAH KLASIK UNTUK MASA DEPAN

Saat -saat seperti ini lagu sheila on 7 yang "kisah klasik untuk masa depan" adalah lagu andalan hari-hariku,,,,
aku tahu ada pertemuan pasti ada perpisahaan,,,
begitupun saat awal aku benar-benar merasa nyaman dengan mereka..aku sadar suatu hari kita bakal pisah, kita bakal mengejar matahari kita masing-masing,,
Alhamdulillah,,,Nanthi sudah jelas akan berangkat ke Surabaya setelah wisuda, aku ikut seneng buat kamu nan,,gak perlu waktu lama buatmu untuk "nganggur"..tapi bagaimanapun ada sisi sedihnya juga,,kenyataannya kamu jauh disana.
aku sendiri mungkin di Jogja, jogja adalah impianQ semenjak aku lulus SMA,,,dan akupun juga gak akan menyia-nyiakannya apa yang menjadi harapan orang tua belajar lagi,,,demi apa yang aku cita-citakan..,mungkin aku bakal ketemu temen baru lagi beradaptasi lagi dan ujung-ujungnya "kisah klasik untuk masa depan" lagi,,,tapi aku sadar memang ini yang musti dijalani oleh semuanya...
atik, lissa, prita dan septi mungkin sebentar lagi juga akan menemukan dunia mereka,,,menemukan kota mereka entah dekat ataupun jauh aku pasti sangat merindukan mereka,,,


awal kerinduan gak sengaja lihat foto di wall fb preti S.Si 

 ya berawal dari foto preti ini..."Saat kuliah"..bangku itu adalah bangku yang paling membosankan dan membuat aku jengkel masa-masa itu..tapi entah kenapa rasanya aku akan sangat bersyukur jika dikasih waktu walau hanya satu jam untuk mengulangnya kembali dengan kalian..entah memang benar-benar untuk memperhatikan pelajaran atau sekedar tiduran, gosip, ngobrol dan foto-foto seperti itu...
Sepertinya aku baru kemarin bertemu kalian, sepertinya aku baru kemarin bolos dengan kalian, sepertinya aku baru kemarin lembur tugas dengan kalian, sepertinya baru kemarin kita balapan remidi, sepertinya baru kemarin dan sepertinya baru kemarin..........
satu jam saja ya Allah pengen banget ngumpul nongkrong gak mutu di kamar kos septi yang lama, dikamar kos nanthi yang lama,,beli jus pada irinan sapa yang musti beli, beli maem pada irinan sapa yang musti beli,,,bahkan aku rela ngulang ngerjain segudang rancop, seabrek mss, sesulit real dan sekompleks kalkulus,,,,,,
 masih ingat aula ini,,,aula awal kita bertemu, celingak-celinguk belum saling kenal..aula saksi terpilihnya Hari sebagai korti.
   Yakin aku pengen banget mengulang saat-saat itu dengan kalian, bukan dengan yang lain. really miss this moment.







        Sekarang semua sudah sendiri-sendiri, dan tak ada dari satu kitapun berhak menghalangi. Karena kitalah yang menentukan masa depan sendiri-sendiri. aku cuma pengen bilang..kalian semua "math 07" adalah sesuatu yang sangat aku syukuri. Aku berdoa semoga kita semua bisa menggapai tiap cita dan doa kita, berharap komunikasi masih tetap lancar ( seng ganti nomer ngomong low)...yang distu kota atau berdekatan masih saling kopdar dan hangout bareng, walau ketemu temen-temen baru jangan ampe lupa temen lama....

Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali
Kita berbincang tentang memori di masa itu
Peluk tubuhku usapkan juga air mataku
Kita terharu seakan tidak bertemu lagi

Bersenang-senanglah

Kar'na hari ini yang 'kan kita rindukan
Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglah
Kar'na waktu ini yang 'kan kita banggakan di hari tua

Reff:

Sampai jumpa kawanku
S'moga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Sampai jumpa kawanku
S'moga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan

Bersenang-senanglah

Kar'na hari ini yang 'kan kita rindukan
Di hari nanti...

Ke: Reff


Mungkin diriku masih ingin bersama kalian

Mungkin jiwaku masih haus sanjungan kalian









Rabu, 02 Mei 2012

ANAKKU SAYANG ANAKKU MALANG

Mungkin diantara temen-temen ada yang belum membaca cerita nyata seorang Ayah yg Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !!, berikut ceritanya :  

     Terjadi Di Jakarta !!!, Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !! Penumpang kereta rel listrik (krl) jurusan Jakarta – Bogor pun geger Minggu (5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, khaerunisa (3 thn). 
     Supriono akan memakamkan si kecil di kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa krl. Tapi di stasiun tebet, supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi. Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa khaerunisa untuk berobat ke puskesmas kecamatan setiabudi. Saya hanya sekali bawa khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya rp 10.000,- per hari. Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel ka di cikini itu. 
     Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, muriski saleh (6 thn), untuk memulung kardus di manggarai hingga salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya. Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (5/6) pukul 07.00. Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya. Supriono dan muriski termangu. Uang di saku tinggal rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. 
    Supriono mengajak musriki berjalan menyorong gerobak berisikan mayat itu dari manggarai hingga ke stasiun tebet, supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di kramat, bogor. Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung. Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di stasiun tebet. Yang tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau khaerunisa sudah menghadap sang khalik. Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun. 
      Ketika krl jurusan bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang krl yang mendengar penjelasan supriono langsung berkerumun dan supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam. Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan. Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari RSCM. Sambil memandangi mayat khaerunisa yang terbujur kaku. Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya. Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski. 
     Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor. Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan. Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama. Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah khaerunisa. Jangan bilang keluarga supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia, ujarnya. Klik Bagikan agar semua orang tau betapa besarnya cinta seorang "AYAH". Jika menurut kalian, artikel ini bermanfaat. SilaHkan di-share untuk teman Anda, sahabat Anda, keluarga Anda, atau bahkan orang yang tidak Anda kenal sekalipun. semoga Anda juga mendapatkan balasan pahala yang berlimpah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Aamiin Ya rabbal 'alamiin ,,


Niken say :
sumpah deh, aku makin bertanya-tanya,,,"pemerintah itu tugasnya ngapain sih?"..kalau rapat berjam-jam gitu keputusannya apa aja sih?"..."ada gak yang membahas nasib rakyat kecil"......memang bukan semata wayang salah pemerintah,,,salahku gak pernah nonton berita, jadi aku gak tahu "kebijakan-kebijakan para petinggi-petinggi INDONESIA"....tapi please tolong-i mereka yang benar-benar membuntuhkan jangan menolong orang-orang yang justru berlimpah harta korupsi...upsssss

Sabtu, 21 April 2012

TUHAN BERI AKU WAKTU SATU JAM SAJA

ini ada lagi kisah nyata,,mungkin ada yang pernah membacanya, berulang kali saya baca tetapi gak pernah bosan untuk selalu nangis bombai...check this out..

Los Felidas adalah nama sebuah jalan di ibu kota sebuah negara di Amerika Selatan, yang terletak di kawasan terkumuh diseluruh kota .

Ada sebuah kisah yang menyebabkan jalan itu begitu dikenang orang, dan itu dimulai dari kisah seorang pengemis wanita yang juga ibu seorang gadis kecil. Tidak seorangpun yang tahu nama aslinya, tapi beberapa orang tahu sedikit masa lalunya, yaitu bahwa ia bukan penduduk asli disitu, melainkan dibawa oleh suaminya dari kampung halamannya.

Seperti kebanyakan kota besar di dunia ini, kehidupan masyarakat kota terlalu berat untuk mereka, dan belum setahun mereka di kota itu,
mereka kehabisan seluruh uangnya, dan pada suatu pagi mereka sadar bahwa mereka tidak tahu dimana mereka tidur malam nanti dan tidak sepeserpun uang ada di kantong.

Padahal mereka sedang menggendong bayi mereka yang berumur 1 tahun. Dalam keadaan panik dan putus asa, mereka berjalan dari satu jalan ke jalan lainnya, dan akhirnya tiba di sebuah jalan sepi dimana puing-puing sebuah toko seperti memberi mereka sedikit tempat untuk berteduh..

Saat itu angin Desember bertiup kencang, membawa titik-titik air yang dingin. Ketika mereka beristirahat dibawah atap toko itu, sang suami berkata: “Saya harus meninggalkan kalian sekarang. Saya harus mendapatkan pekerjaan, apapun, kalau tidak malam nanti kita akan tidur disini.” Setelah mencium bayinya ia pergi. Dan ia tidak pernah kembali.

Tak seorangpun yang tahu pasti kemana pria itu pergi, tapi beberapa orang seperti melihatnya menumpang kapal yang menuju ke Afrika. Selama beberapa hari berikutnya sang ibu yang malang terus menunggu kedatangan suaminya, dan bila malam tidur di emperan toko itu.

Pada hari ketiga, ketika mereka sudah kehabisan susu,orang-orang yang lewat mulai memberi mereka uang kecil, dan jadilah mereka pengemis di sana selama 6 bulan berikutnya. Pada suatu hari, tergerak oleh semangat untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, ibu itu bangkit dan memutuskan untuk bekerja.

Masalahnya adalah di mana ia harus menitipkan anaknya, yang kini sudah hampir 2 tahun, dan tampak amat cantik jelita. Tampaknya tidak ada jalan lain kecuali meninggalkan anak itu disitu dan berharap agar nasib tidak memperburuk keadaan mereka. Suatu pagi ia berpesan pada anak gadisnya, agar ia tidak kemana-mana, tidak ikut siapapun yang mengajaknya pergi atau menawarkan gula-gula.

Pendek kata, gadis kecil itu tidak boleh berhubungan dengan siapapun selama ibunya tidak ditempat. “Dalam beberapa hari mama akan mendapatkan cukup uang untuk menyewa kamar kecil yang berpintu, dan kita tidak lagi tidur dengan angin di rambut kita”. Gadis itu mematuhi pesan ibunya dengan penuh kesungguhan. Maka sang ibu mengatur kotak kardus dimana mereka tinggal selama 7 bulan agar tampak kosong, dan membaringkan anaknya dengan hati-hati di dalamnya. Di sebelahnya ia meletakkan sepotong roti… Kemudian, dengan mata basah ibu itu menuju ke pabrik sepatu, di mana ia bekerja sebagai pemotong kulit.

Begitulah kehidupan mereka selama beberapa hari, hingga di kantong sang Ibu kini terdapat cukup uang untuk menyewa sebuah kamar berpintu di daerah kumuh. Dengan suka cita ia menuju ke penginapan orang-orang miskin itu, dan membayar uang muka sewa kamarnya. Tapi siang itu juga sepasang suami istri pengemis yang moralnya amat rendah menculik gadis cilik itu dengan paksa, dan membawanya sejauh 300 kilometer ke pusat kota …

Di situ mereka mendandani gadis cilik itu dengan baju baru, membedaki wajahnya, menyisir rambutnya dan membawanya ke sebuah rumah mewah dipusat kota . Di situ gadis cilik itu dijual. Pembelinya adalah pasangan suami istri dokter yang kaya, yang tidak pernah bisa punya anak sendiri walaupun mereka telah menikah selama 18 tahun.

Mereka memberi nama anak gadis itu Serrafona, dan mereka memanjakannya dengan amat sangat. Di tengah-tengah kemewahan istana itulah gadis kecil itu tumbuh dewasa. Ia belajar kebiasaan-kebiasaan orang terpelajar seperti merangkai bunga, menulis puisi dan bermain piano. Ia bergabung dengan kalangan-kalangan kelas atas, dan mengendarai Mercedes Benz kemanapun ia pergi.

Satu hal yang baru terjadi menyusul hal lainnya,dan bumi terus berputar tanpa kenal istirahat. Pada umurnya yang ke-24, Serrafona dikenal sebagai anak gadis Gubernur yang amat jelita, yang pandai bermain piano, yang aktif di gereja, dan yang sedang menyelesaikan gelar dokternya. Ia adalah figur gadis yang menjadi impian tiap pemuda, tapi cintanya direbut oleh seorang dokter muda yang welas asih, yang bernama Geraldo.

Setahun setelah pernikahan mereka, ayahnya wafat, dan Serrafona beserta suaminya mewarisi beberapa perusahaan dan sebuah real-estate sebesar 14 hektar yang diisi dengan taman bunga dan istana yang paling megah di kota itu. Menjelang hari ulang tahunnya yang ke-27, sesuatu terjadi yang merubah kehidupan wanita itu. Pagi itu Serrafona sedang membersihkan kamar mendiang ayahnya yang sudah tidak pernah dipakai lagi, dan di laci meja kerja ayahnya ia melihat selembar foto seorang anak bayi yang digendong sepasang suami istri. Selimut yang dipakai untuk menggendong bayi itu lusuh, dan bayi itu sendiri tampak tidak terurus, karena walaupun wajahnya dilapisi bedak tetapi rambutnya tetap kusam.

Sesuatu di telinga kiri bayi itu membuat jantungnya berdegup kencang. Ia mengambil kaca pembesar dan mengkonsentrasikan pandangannya pada telinga kiri itu. Kemudian ia membuka lemarinya sendiri, dan mengeluarkan sebuah kotak kayu mahoni. Di dalam kotak yang berukiran indah itu dia menyimpan seluruh barang-barang pribadinya, dari kalung-kalung berlian hingga surat-surat pribadi. Tapi diantara benda-benda mewah itu terdapat sesuatu terbungkus kapas kecil, sebentuk anting-anting melingkar yang amat sederhana, ringan dan bukan emas murni.

Ibunya almarhum memberinya benda itu sambil berpesan untuk tidak kehilangan benda itu. Ia sempat bertanya, kalau itu anting-anting, di mana satunya. Ibunya menjawab bahwa hanya itu yang ia punya. Serrafona menaruh anting-anting itu didekat foto.

Sekali lagi ia mengerahkan seluruh kemampuan melihatnya dan perlahan-lahan air matanya berlinang . Kini tak ada keragu-raguan lagi bahwa bayi itu adalah dirinya sendiri. Tapi kedua pria wanita yang menggendongnya, yang tersenyum dibuat-buat, belum penah dilihatnya sama sekali. Foto itu seolah membuka pintu lebar-lebar pada ruangan yang selama ini mengungkungi pertanyaan-pertanyaannya, misalnya: kenapa bentuk wajahnya berbeda dengan wajah kedua orang tuanya, kenapa ia tidak menuruni golongan darah ayahnya..

Saat itulah, sepotong ingatan yang sudah seperempat abad terpendam, berkilat di benaknya, bayangan seorang wanita membelai kepalanya dan mendekapnya di dada. Di ruangan itu mendadak Serrafona merasakan betapa dinginnya sekelilingnya tetapi ia juga merasa betapa hangatnya kasih sayang dan rasa aman yang dipancarkan dari dada wanita itu. Ia seolah merasakan dan mendengar lewat dekapan itu bahwa daripada berpisah lebih baik mereka mati bersama.

Matanya basah ketika ia keluar dari kamar dan menghampiri suaminya yang sedang membaca koran: “Geraldo, saya adalah anak seorang pengemis, dan mungkinkah ibu saya masih ada di jalan sekarang setelah 25 tahun?”

Itu adalah awal dari kegiatan baru mereka mencari masa lalu Serrafonna. Foto hitam-putih yang kabur itu diperbanyak puluhan ribu lembar dan disebar ke seluruh jaringan kepolisian diseluruh negeri. Sebagai anak satu-satunya dari bekas pejabat yang cukup berpengaruh di kota itu, Serrafonna mendapatkan dukungan dari seluruh kantor kearsipan, kantor surat kabar dan kantor catatan sipil..

Ia membentuk yayasan -yayasan untuk mendapatkan data dari seluruh panti-panti orang jompo dan badan-badan sosial di seluruh negeri dan mencari data tentang seorang wanita.

Bulan demi bulan lewat, tapi tak ada perkembangan apapun dari usahanya. Mencari seorang wanita yang mengemis 25 tahun yang lalu di negeri dengan populasi 90 juta bukan sesuatu yang mudah. Tapi Serrafona tidak punya pikiran untuk menyerah..

Dibantu suaminya yang begitu penuh pengertian, mereka terus menerus meningkatkan pencarian mereka. Kini, tiap kali bermobil, mereka sengaja memilih daerah-daerah kumuh, sekedar untuk lebih akrab dengan nasib baik. Terkadang ia berharap agar ibunya sudah almarhum sehingga ia tidak terlalu menanggung dosa mengabaikannya selama seperempat abad.

Tetapi ia tahu, entah bagaimana, bahwa ibunya masih ada, dan sedang menantinya sekarang. Ia memberitahu suaminya keyakinan itu berkali-kali, dan suaminya mengangguk-angguk penuh pengertian.

Pagi, siang dan sore ia berdoa: “Tuhan, ijinkan saya untuk satu permintaan terbesar dalam hidup saya: temukan saya dengan ibu saya”. Tuhan mendengarkan doa itu. Suatu sore mereka menerima kabar bahwa ada seorang wanita yang mungkin bisa membantu mereka menemukan ibunya. Tanpa membuang waktu, mereka terbang ke tempat itu, sebuah rumah kumuh di daerah lampu merah, 600 km dari kota mereka.

Sekali melihat, mereka tahu bahwa wanita yang separoh buta itu, yang kini terbaring sekarat, adalah wanita di dalam foto. Dengan suara putus-putus, wanita itu mengakui bahwa ia memang pernah mencuri seorang gadis kecil ditepi jalan, sekitar 25 tahun yang lalu.

Tidak banyak yang diingatnya, tapi diluar dugaan ia masih ingat kota dan bahkan potongan jalan dimana ia mengincar gadis kecil itu dan kemudian menculiknya. Serrafona memberi anak perempuan yang menjaga wanita itu sejumlah uang, dan malam itu juga mereka mengunjungi kota dimana Serrafonna diculik.

Mereka tinggal di sebuah hotel mewah dan mengerahkan orang-orang mereka untuk mencari nama jalan itu. Semalaman Serrafona tidak bisa tidur. Untuk kesekian kalinya ia bertanya-tanya kenapa ia begitu yakin bahwa ibunya masih hidup sekarang, dan sedang menunggunya, dan ia tetap tidak tahu jawabannya.

Dua hari lewat tanpa kabar. Pada hari ketiga, pukul 18:00 senja, mereka menerima telepon dari salah seorang staff mereka. “Tuhan maha kasih, Nyonya, kalau memang Tuhan mengijinkan, kami mungkin telah menemukan ibu Nyonya. Hanya cepat sedikit, waktunya mungkin tidak banyak lagi.”

Mobil mereka memasuki sebuah jalanan yang sepi, dipinggiran kota yang kumuh dan banyak angin. Rumah-rumah di sepanjang jalan itu tua-tua dan kusam. Satu, dua anak kecil tanpa baju bermain-main ditepi jalan. Dari jalanan pertama, mobil berbelok lagi kejalanan yang lebih kecil, kemudian masih belok lagi kejalanan berikut nya yang lebih kecil lagi. Semakin lama mereka masuk dalam lingkungan yang semakin menunjukkan kemiskinan.. Tubuh Serrrafona gemetar, ia seolah bisa mendengar panggilan itu.

“Lekas, Serrafonna, mama menunggumu, sayang”. Ia mulai berdoa “Tuhan, beri saya setahun untuk melayani mama. Saya akan melakukan apa saja”.

Ketika mobil berbelok memasuki jalan yang lebih kecil, dan ia bisa membaui kemiskinan yang amat sangat, ia berdoa: “Tuhan beri saya sebulan saja”. Mobil belok lagi kejalanan yang lebih kecil, dan angin yang penuh derita bertiup, berebut masuk melewati celah jendela mobil yang terbuka. Ia mendengar lagi panggilan mamanya , dan ia mulai menangis: “Tuhan, kalau sebulan terlalu banyak, cukup beri kami seminggu untuk saling memanjakan “. Ketika mereka masuk belokan terakhir, tubuhnya menggigil begitu hebat sehingga Geraldo memeluknya erat-erat.

Jalan itu bernama Los Felidas. Panjangnya sekitar 180 meter dan hanya kekumuhan yang tampak dari sisi ke sisi, dari ujung keujung. Di tengah-tengah jalan itu, di depan puing-puing sebuah toko, tampak onggokan sampah dan k anto ng-k anto ng plastik, dan ditengah-tengahnya, terbaring seorang wanita tua dengan pakaian sehitam jelaga, tidak bergerak-gerak.

Mobil mereka berhenti diantara 4 mobil mewah lainnya dan 3 mobil polisi. Di belakang mereka sebuah ambulans berhenti, diikuti empat mobil rumah sakit lain. Dari kanan kiri muncul pengemis- pengemis yang segera memenuhi tempat itu. “Belum bergerak dari tadi.” lapor salah seorang. Pandangan Serrafona gelap tapi ia menguatkan dirinya untuk meraih kesadarannya dan turun.

Suaminya dengan sigap sudah meloncat keluar, memburu ibu mertuanya. “Serrafona, kemari cepat! Ibumu masih hidup, tapi kau harus menguatkan hatimu .”

Serrafona memandang tembok dihadapann ya, dan ingat saat ia menyandarkan kepalanya ke situ. Ia memandang lantai di kaki nya dan ingat ketika ia belajar berjalan. Ia membaui bau jalanan yang busuk, tapi mengingatkan nya pada masa kecilnya. Air matanya mengalir keluar ketika ia melihat suaminya menyuntikkan sesuatu ke tangan wanita yang terbaring itu dan memberinya isyarat untuk mendekat.

“Tuhan, ia meminta dengan seluruh jiwa raganya,beri kami sehari…… Tuhan, biarlah saya membiarkan mama mendekap saya dan memberitahunya bahwa selama 25 tahun ini hidup saya amat bahagia….Jadi mama tidak menyia-nyia kan saya”.

Ia berlutut dan meraih kepala wanita itu ke dadanya. Wanita tua itu perlahan membuka matanya dan memandang keliling, ke arah kerumunan orang-orang berbaju mewah dan perlente, ke arah mobil-mobil yang mengkilat dan ke arah wajah penuh air mata yang tampak seperti wajahnya sendiri ketika ia masih muda.

“Mama.. ..”, ia mendengar suara itu, dan ia tahu bahwa apa yang ditunggunya tiap malam – antara waras dan tidak – dan tiap hari – antara sadar dan tidak – kini menjadi kenyataan. Ia tersenyum, dan dengan seluruh kekuatannya menarik lagi jiwanya yang akan lepas.

Perlahan ia membuka genggaman tangannya, tampak sebentuk anting-anting yang sudah menghitam. Serrafona mengangguk, dan tanpa perduli sekelilingnya ia berbaring di atas jalanan itu dan merebahkan kepalanya di dada mamanya.

“Mama, saya tinggal di istana dan makan enak tiap hari. Mama jangan pergi dulu. Apapun yang mama mau bisa kita lakukan bersama-sama. Mama ingin makan, ingin tidur, ingin bertamasya, apapun bisa kita bicarakan. Mama jangan pergi dulu… Mama….”

Ketika telinganya menangkap detak jantung yang melemah, ia berdoa lagi kepada Tuhan: “Tuhan maha pengasih dan pemberi, Tuhan….. satu jam saja…. …satu jam saja…..”

Tapi dada yang didengarnya kini sunyi, sesunyi senja dan puluhan orang yang membisu. Hanya senyum itu, yang menandakan bahwa penantiannya selama seperempat abad tidak berakhir sia-sia….


NIKEN SAY's : "IBU I LOVE U" 



Senin, 16 April 2012

KAKEK PENJUAL AMPLOP DI ITB

Ini adalah satu hobiku yang lain membaca kisah inspiratif...salah satunya adalah yang bakal aku share di bawah ini. Mungkin sebagian dari kita ada yang pernah membaca kisah ini, semoga mengingatkan...
dan bagi yang belum baca semoga bisa memberikan inspiratif bagi kita semua...

Kisah Kakek Penjual Amplop di ITB. Kisah nyata ini ditulis oleh seorang dosen ITB bernama Rinaldi Munir mengenai seorang kakek yang tidak gentar berjuang untuk hidup dengan mencari nafkah dari hasil berjualan amplop di Masjid Salman ITB. Jaman sekarang amplop bukanlah sesuatu yang sangat dibutuhkan, tidak jarang kakek ini tidak laku jualannya dan pulang dengan tangan hampa. Mari kita simak kisah Kakek Penjual Amplop di ITB.
Kakek Penjual Amplop di ITB

Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat saya selalu melihat seorang Kakek tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat. Pedagang di pasar kaget umumnya berjualan makanan, pakaian, DVD bajakan, barang mainan anak, sepatu dan barang-barang asesori lainnya. Tentu agak aneh dia “nyempil” sendiri menjual amplop, barang yang tidak terlalu dibutuhkan pada zaman yang serba elektronis seperti saat ini. Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun Kakek itu tetap menjual amplop. Mungkin Kakek itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yang serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat. 

Kehadiran Kakek tua dengan dagangannya yang tidak laku-laku itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang mau membeli amplopnya itu? Tidak satupun orang yang lewat menuju masjid tertarik untuk membelinya. Lalu lalang orang yang bergegas menuju masjid Salman seolah tidak mempedulikan kehadiran Kakek tua itu.

Melihat Kakek tua itu lagi sedang duduk terpekur. Saya sudah berjanji akan membeli amplopnya itu usai shalat, meskipun sebenarnya saya tidak terlalu membutuhkan benda tersebut. Yach, sekedar ingin membantu Kakek itu melariskan dagangannya. Seusai shalat Jumat dan hendak kembali ke kantor, saya menghampiri Kakek tadi. Saya tanya berapa harga amplopnya dalam satu bungkus plastik itu. “Seribu”, jawabnya dengan suara lirih. Oh Tuhan, harga sebungkus amplop yang isinnya sepuluh lembar itu hanya seribu rupiah? Uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua gorengan bala-bala pada pedagang gorengan di dekatnya. Uang seribu rupiah yang tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi bagi Kakek tua itu sangatlah berarti. Saya tercekat dan berusaha menahan air mata keharuan mendengar harga yang sangat murah itu. “Saya beli ya pak, sepuluh bungkus”, kata saya.

Kakek itu terlihat gembira karena saya membeli amplopnya dalam jumlah banyak. Dia memasukkan sepuluh bungkus amplop yang isinya sepuluh lembar per bungkusnya ke dalam bekas kotak amplop. Tangannya terlihat bergetar ketika memasukkan bungkusan amplop ke dalam kotak.

Saya bertanya kembali kenapa dia menjual amplop semurah itu. Padahal kalau kita membeli amplop di warung tidak mungkin dapat seratus rupiah satu. Dengan uang seribu mungkin hanya dapat lima buah amplop. Kakek itu menunjukkan kepada saya lembar kwitansi pembelian amplop di toko grosir. Tertulis di kwitansi itu nota pembelian 10 bungkus amplop surat senilai Rp7500. “Kakek cuma ambil sedikit”, lirihnya. Jadi, dia hanya mengambil keuntungan Rp250 untuk satu bungkus amplop yang isinya 10 lembar itu. Saya jadi terharu mendengar jawaban jujur si Kakek tua. Jika pedagang nakal ‘menipu’ harga dengan menaikkan harga jual sehingga keuntungan berlipat-lipat, Kakek tua itu hanya mengambil keuntungan yang tidak seberapa. Andaipun terjual sepuluh bungkus amplop saja keuntungannya tidak sampai untuk membeli nasi bungkus di pinggir jalan. Siapalah orang yang mau membeli amplop banyak-banyak pada zaman sekarang? Dalam sehari belum tentu laku sepuluh bungkus saja, apalagi untuk dua puluh bungkus amplop agar dapat membeli nasi.

Setelah selesai saya bayar Rp10.000 untuk sepuluh bungkus amplop, saya kembali menuju kantor. Tidak lupa saya selipkan sedikit uang lebih buat Kakek tua itu untuk membeli makan siang. Si Kakek tua menerima uang itu dengan tangan bergetar sambil mengucapkan terima kasih dengan suara hampir menangis. Saya segera bergegas pergi meninggalkannya karena mata ini sudah tidak tahan untuk meluruhkan air mata. Sambil berjalan saya teringat status seorang teman di fesbuk yang bunyinya begini: “Kakek-Kakek tua menjajakan barang dagangan yang tak laku-laku, ibu-ibu tua yang duduk tepekur di depan warungnya yang selalu sepi. Carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Jangan selalu beli barang di mal-mal dan toko-toko yang nyaman dan lengkap….”.

Si Kakek tua penjual amplop adalah salah satu dari mereka, yaitu para pedagang kaki lima yang barangnya tidak laku-laku. Cara paling mudah dan sederhana untuk membantu mereka adalah bukan memberi mereka uang, tetapi belilah jualan mereka atau pakailah jasa mereka. Meskipun barang-barang yang dijual oleh mereka sedikit lebih mahal daripada harga di mal dan toko, tetapi dengan membeli dagangan mereka insya Allah lebih banyak barokahnya, karena secara tidak langsung kita telah membantu kelangsungan usaha dan hidup mereka.

Dalam pandangan saya Kakek tua itu lebih terhormat daripada pengemis yang berkeliaran di masjid Salman, meminta-minta kepada orang yang lewat. Para pengemis itu mengerahkan anak-anak untuk memancing iba para pejalan kaki. Tetapi si Kakek tua tidak mau mengemis, ia tetap kukuh berjualan amplop yang keuntungannya tidak seberapa itu.
Di kantor saya amati lagi bungkusan amplop yang saya beli dari si Kakek tua tadi. Mungkin benar saya tidak terlalu membutuhkan amplop surat itu saat ini, tetapi uang sepuluh ribu yang saya keluarkan tadi sangat dibutuhkan si Kakek tua.

Kotak amplop yang berisi 10 bungkus amplop tadi saya simpan di sudut meja kerja. Siapa tahu nanti saya akan memerlukannya. Mungkin pada hari Jumat pekan-pekan selanjutnya saya akan melihat si Kakek tua berjualan kembali di sana, duduk melamun di depan dagangannya yang tak laku-laku.

Mari kita bersyukur telah diberikan kemampuan dan nikmat yang lebih daripada kakek ini. Tentu saja syukur ini akan jadi sekedar basa-basi bila tanpa tindakan nyata. Mari kita bersedekah lebih banyak kepada orang-orang yang diberikan kemampuan ekonomi lemah. Allah akan membalas setiap sedekah kita, amiin.


Niken say : 
Paling gak tahan kalau lihat hal yang seperti ini, dibenakku selalu muncul pertanyaan yang mungkin dianggap tolol oleh banyak orang 
"bapak pejabat pernah gak ya baca cerita inspiratif kayak gini?"
"bapak pejabat ngapain aja ya kalau lagi browsing dengan gedget mereka yang canggih-canggih itu? facebookan, twiteran, atau malah lihat bokep saat rapat "----tetot..
"gaji dah selangit masih aja banyak kasus korupsi, gak malu sama si kakek ~.~"

aku gak berasa sok suci, cuma mengeluarkan unek-unek aja,,,semoga diberi kesempatan maen-maen ke ITB dan membeli amplop kakek tua itu dengan uang "10.000 rupiah milikku "
Harapan aku simpel..kalau toh ada yang baca blog-q dan sedang bermukim di ITB dan sekitar...langsung ngacir untuk beli amplop si kakek tua itu ^.^

Rabu, 14 Maret 2012

MY HOPE



Aku sebagai wanita biasa, yang sudah 22 tahun hidup didunia "gak munafik"
 aku juga pernah jatuh cinta..dari cimon--cinta monyet..sampai cingor--cinta
 gorila..upsss maksud-e bukan aku cinta pada spesies yang berbeda low, tapi
cinta yang katanya cuma main-main sampai yang serius..

Namanya Rolies Erfan Hermawan, memang bukan yang pertama,,,tapi dialah alasan_q tiap malam bersimpuh sama Allah...karena aku ingin dia yang terakhir.."JODOH_Q MAUNYA Q DIRUMU" ^.^


Saat itu 7 November 2010, aku dan dia memutuskan untuk bersama tepatnya ingin membangun masa depan yang serius, bukan lagi yang maen-maen kayak cimon atau dijalani apa adanya seperti kisah kami masing-masing yang sebelumnya...Berkomitmen untuk saling menjaga hubungan, kepercayaan yang diberikan, berusaha mengerti satu sama lain ketika terjadi ketidak cocokan,,


Sejak awal aq ragu apakah bisa mengganti yang dulu hampir 5 tahun berjalan, dengan dia yang hanya aku kenal 2 bulan, dan dekat selama 1 bulan. Aku menerimanya karena dia cukup dewasa, dan kenyataannya aku memang butuh sosok dewasa. Kenyataannya baru berjalan 1 bulan bersama history yang ditorehkannya membuat aku Bahagia melebihi 5 tahun yang ditorehkan oleh sebelumnya. Menjadi mau belajar memasak, meningkatkan sholat, mengenal puasa sunah, mengerti arti komunikasi yang sesungguhnya,,menghargai rezeki sekecil apapun..menguatkan aku saat bener2 jatuh karena skripsi, menata masa depan bersama mau mengerti dan menanti....sangat membuat aku dimanja dan diperhatikan sebagai seorang wanita..


Dan sejak itulah aku semakin yakin bersamanya, aku ingin dia jadi imam_q..

thaks for your love :D...really hope that you are my best


WONDERFUL WOMEN

Inilah orang-orang yang mengisi hampir setengah perputaran waktu_q tiap harinya, pertama memang teman_q sekarang dah jadi sahabat_q,,ada 5 orang dengan anekka sifat, kesukaan, prioritas, pola pikir yang berbeda-beda bahkan tambah aku jadi ada 6,,tapi itulah sahabat bahkan aku gak tahu kok bisa kita menyatu secara nyata beda dalam segala hal,,dan tambah aneh ketika "berbeda tapi nyaman" itulah yang kurasa...


1. Nanthi Cahyaningsih

lembut, paling pengertiang seperti ibu bagi kita-kita..pinter masak( ini dia yang bikin aku iri ~.~)..bertanggung jawab--pernah jadi ketua bidang di HIMATIKA, dan dia merasa beruntung karena aku jadi anggotanya ( mesti nanthi pengen mutilasi aku yen sampai baca tulisan iki)..
kesukaannya lagu-lagu yang semu mellow ( Ya, Allah bukane aku dewe yow ngono,,) , suka drama korea yang membuat laptop panas seharian,,dan paling menarik dia suka kerajinan, dari bikin pernak-pernik, bikin kerajinan dari kain perca dan sejenisnya. Warna kesukaan kalau gak salah biru...

Satu hal lagi yang bikin aku iri,,bakat nulisnya,,tapi kelihatane sebentar lagi bakal tak saingi,,(mesti nanthi pengen mutilasi aku untuk kedua kali-nya)


2Atik Setyowati
Suka sama hal yang berbau sosial dan organisasi, gak kenal capek kalau udah urusan organisasi..pernah jadi bu menteri BEM deh yen gak salah ( kok konco_q hebat-hebat tow,,jadi ngerasa waktuQ dulu gak manfaat ~.~)..
Suka banget mie ayam kebalikan aku sangat..tak bilangin bahaya mie itu bikin lengket usus,,ngeyel setengah dewa,,Pacar-e namane seRindang.wkwkwkwkwkwk..(mengko bar dimutilasi nanthi, gantian atik seng mutilasi,,sabar tik antri yen meh mutilasi aku)..
Suka dolan-dolan ( kalau yang ini aku juga suka), mumetan numpak bis (suka lagi), warna kesukaan kelihatannya biru kalau gak malah suka semua warna..

Paling kusuka dari atik adalah dia tipe sahabat yang selalu ada buat kita semua,,kembali lagi ke jiwa sosial yang tinggi,,


3. Lissa Aryani Putranti

Paling pendiem, paling pinter (kalau ada tugas, cuma lissa yang ngerjain,,sedang tugas kita berlima yang lain adalah nyontek tugasny :D).., paling rajin, Paling lembut ( nanthi wee kalah lembut,,)
Satu lagi paling kurus,,hehehe..gemukan dikit dong lis :D
Suka warna ijo kalau gak salah lagi,,( ya allah aku jane sahabat tenan ogak tow kok ampe "kalau gak salah" terus dari tadi )...Pacar-nya anak boyolali lho..( masih gak tow lis :D)..sekota sama aQ :D


4. Prita Hendrajati Maharani

Dua orang terbawah adalah orang tergila pilihan pemirsa, sayangnya posisi mbak prita dikalahkan sama master gila,,,gpp mbak prita ya dapat peringkat 2 untuk kegila-an ( habis dimutilasi atik dan nanthi,anda boleh kok mengubur saya hidup-hidup..)
Nie anak paling suka warna ijo,,suka travelling,,ambisi keliling dunia,,dari kita-kita yang dah ngerasain luar negeri cuma dia,,
Paling gaul dalam artian teknologi yang dia tahu diatas kita-kita..(dengerin keterangan android,,,dan aplikasi di dalamnya ampe melongo tok,,)
Itungan dan ngirit-e setengah dewa,,soal-e mau buat keliling dunia (hahahaha)
Kesukaan sama kayak nanthi, drama korea,,laptop-e ngasi panas,,pernah buka lepinya,,dan file film lebih banyak dari file kuliah.,,ampun dehhhh,,,film update terus, file kuliah duwene yen ameh ujian..(podo aq, bedane aku gak update tugas kuliah, gak update film juga..impas)..
yang paling aku suka adalah rasanya beruntung bgt di matematika ketemu orang gila seperti mereka,,ati ayem banget kalau tahu ada temennya gak gagas kuliah sitik :D
Tim sepak bola kesukaannya MU..karena sang mantan juga suka( gak boleh sebut nama, bisa-bisa bacok langsung)

5. Septian Noer Indah Purwaningrum

Juara pertama tingkat kegilaan,,kurang lebih kadar gila 90% dan normal 10 % persen ( aku sesuk ngampuzz wes gak selamet kie ketoe)..tapi bagiku lebih baik seperti itu coz kalau dia gilanya cuma 10 % bukan septi namanya..
Suka Warna Ungu,,( warna janda barang og,,)..Suka dandan, pokok-e kekampus harus dandan maksimal kalau gak tingkat PD turun 50 %, suka highells ( diajak ke matahari bilange gak meh beli apa-apa,,begitu sampai..sedetik lihat highells,,prinsip sebelum berangkat runtuh)..
Sumpah nie anak paling gak gagasan,,,(marai aku tenang anggere jejer dekne), kalau dah merencanakan dolan semangat 45,,tapi rencana tok,,,,bahkan kadang sesuatu yang mendadak dan sangat penting begitu dibicarain dengan nie anak eneng-e gor guyu teruss
Satu hal juga yang kusuka dari dia selain kesukaan jalan-jalan dan shopping yang sama, kita sama-sama gaptek,,( untung sep, oe gaptep yen oe canggih kancaq sopo..),,
dan yang lebih membuat dunia persilatan runtuh,,mantannya jadi bintang iklan kartu selular(wkwkwkwkwkwk),,,,

itulah sedikit gambaran tentang sahabat-sahabat_q dan ketika kalian baca ( nanthi, atik, lissa, prita, dan septi)..aku jangan dibunuh, dimutilasi atau di kubur hidup-hidup beneran ya,,sungguh aku cuma ingin semua tahu aku syang kalian bukan hanya dari kelebihan yang kalian punya tapi juga hal unik dan kekurangan kalian,,karena sungguh kalian jugalah orang-orang yang mau menerima segala unik dan kekurangan_q,,,

aku punya banyak foto kebersamaan kita, tak update neng blog lain waktu :D,,,dan ketika waktu besok memisahkan kita dengan jarak, pekerjaan dan kepentingan aku berharap selalu ada kalian dalam message, wall, sms, incall Q...

satu hal yang paling aku takuti ketika memang besok aku ketrima S2 UGM MIPA lagi,,(kalian tahu kan MIPA kayak apa),,harapan_q cuma satu,,semoga ada anak-anak unik kayak kalian ,,coz sungguh kalian jugalah yang membuat aku bertahan di MIPA,,,


love U 

FAMILY

selanjutnya...aku mau kenalin keluarQ tercinta,,orang-orang yang membuat aku semangat dalam segala hal :D...


AYAH  Rahmad Supali----aQ manggil-e Babe ( pertama buat lucu-lucu-an karena lihat sinetron jadul SI doel anak sekolahan,,lama-lama kebiasaan). Babe_q kepala sekolah SD, lahir-nya disebuah desa namanya cepogo,,,percaya gak percaya aku gak tahu tanggal lahirnya.(bisa disebut anak durhaka gak?),,



IBU Titik Widarti--aQ manggilnya Mi,,singkatan dari maMi..sebenarnya waktu itu keponakan-keponakan manggilnya mami singkatan dari mama titik,,e aku ikut-ikutan dan keterusan,hehehehe. Mami_q juga guru, ngajar SMP...(anak durhaka untuk kedua kalinya gak semisal aku juga gak tahu tanggal lahir mamiQ)
KAKAK_Q Sigit Ardianto--AQ manggilnya biasa mas sigit, lebih tu dua tahun dari aku,,sekarang lagi berjuang jadi PNS coz alumnus PGSD UNS...satu universitas kan sama aq,,

ADIK_Q Bagus Wiratmoko. Aq manggil_e biasa juga dik gus....asli nie anak adalah tipe ababil masa kini banget maklum SMA kelas 1...untung anak-nya pinter,,,jadi seababil apapun terserahlah..





Senin, 12 Maret 2012

AKU

ya pertama tentunya mau narsis dulu ,,,kenalan dengan pemilik blog,,,
Niken retnowati..itu aku,,lahir 22 tahun yang lalu,,dah tuwir ya :D..malu ah nyebutin tanggal lahir..
aQ lahir di boyolali, yang kata orang kota susu :D..(padahal menurut_q gak gitu juga,,,mungkin karena pabrik susu terbesar ada dikota ini kali ya :D)..
Aq lahir dari pasangan Pasutri Rahmad Supali dan Titik Widarti...( babe dan enyak_q nie ^.^)
Aq anak kedua dari 3 bersaudara, kakak_q laki, adik_q juga laki namanya Sigit dan Bagus.., aku dan kakak_q dah lulus kul..tapi adik_q masih kelas 1 SMA..(ababil gitu...)
kehidupan_q berwarna bgt dan aku sangat bersyukur,,,selama 22 tahun banyak hal yang ingin rasanya aku bagi...selain keluarga_q yang bener2 Amazingggg...ada banyak sahabat...SMA aku punya MEnto, Suceng, dik Tina n diah..(bakal aku ceritain lain kali,,,)...kuliah aku punya sahabat yang lebih banyak karakternya dan aku sangattttt menikmati (septi, nanthi, prita, lissa n atik---ini jugA bakal aku bahas lain kali)
Uppssss...aku juga punya cinta, saat ini aku sedang menjalin hubungan serius dengan ROLIES ERFAN HERMAWAN dan berharap memang dialah takdir_Q..amin :D



aku suka banget fashion,,,tapi gak tahu kenapa lebih suka menerapkan sama orang lain dari pada diriku sendiri,,,aku juga suka dandan tapi sama hal-nya fashion lebih suka menerapkan sama orang lain dari pada diriku sendiri :D. 
Hal yang gak aku bisa adalah masak :( dan saat ini sedang berusaha belajar...iri sama temen_q yang bisa (SEpti n Nathi)hufffff...
Aku suka matematika, gak tahu kenapa,,,apalagi statistik,,sangat amat suka :D...
Cita-cita pengen jadi Dosen, coz ayah_ibuQ guru, kakak_q juga guru, keluarga Guru ceritanya,,tapi aku pengen jadi dosen :D,,,selain ladang amal,,tentu saja gak munafik sebagai anak rasanya ingin sekali membanggakan kedua orang tua,,dan ortu sendiri pengen saya lebih dari mereka,,,semoga ja tercapai,,amin.
Warna yang aku suka adalah pink n yellow,,ce bgt ya :D
kata semua orang aku manja, penakut dan yang pasti agak gak pedean,,,
hal yang aku suka tentu saja shopping, ngobrol ngalorrr ngidulll (nongkrong) dengan teman-teman :D.
walau begitu, boleh dong aku memuji diriku sendiri,,ya aku insyallah orang yang memiliki tanggung jawab besar,,terlalu khawatir dengan segala hal yang ujungnya berusaha tepat waktu dan menyelesaikan tanggung jawab sebisa yang aku mampu dengan tepat waktu..( kecuali soal tugas kul, kalau ada 1 kelompok yang pinter,,biasanya aku agak gak gagas---itu jeleknya)
Aq suka bisnis, bidang yang aku suka,,biar enjoy jalaninnya,,,aku juga sebisa mungkin pengen menghasilkan uang biar kuliahpun tetep gak nyusahin orang tua,,
Aq dulu gak suka travelling (gak suka capek)..tapi gara2 punya pacar yang suka kuliner dan travelling, juga punya temen yang tergila-gila sama travelling (pritulll),,,aku lama-lama suka juga..



ini dulu tentang aq :D

Sabtu, 10 Maret 2012

SALAM_SAPA

hai-hai-hai
akhir-nya walau terlambat yang penting mau belajar :D
pertama kali belajar nge-blog nie..."penulis dadakan"


love fashion, mode, dan kisah-kisah inspiratif baik yang digambarkan secara fiksi maupun kisah nyata...really want to share my life whit love, bestfriends, n family...dan juga warna-warna lain yang mengisi hidup_Q...
--rencana aku bakal tulis hal-hal yang aku suka,,,kalau ada yang baca ya semoga ja bermanfaat :D




salam dariku Niken
Muachhhh----

ISTANA-ISTANA PARA SELEBRITI HOLLYWOOD part II

bingung mau ngeblog apa... nerusin aja yang udah ada, kapan waktu itu aku pernah lihatin rumah dari beberapa pesohor dunia...ini lanjutanny...